Asal usul mie kopyok semarang

Salah satu makanan khas Semarang ini sekarang makin sulit dijumpai. Hanya ada sedikit tempat yang menjual menu ini secara menetap. Sebagain besar pedagang mie kopyok menjual menu ini dengan berkeliling menggunakan gerobak dorong, itu pun kebanyakan hanya berada di sekitar tengah kota Semarang.

Sudah lama Tabloid Simpang5 ingin mencari asal-usul makanan yang kuahnya sangat segar ini, terutama jika disantap siang hari. Suatu siang tidak sengaja kami bertemu dengan penjual mie kopyok yang terlihat sudah sangat berumur. Rambutnya sudah berubah menjadi putih semua. Namun bapak tersebut masih tampak sehat menjajakan mie kopyok dengan gerobak dorong.

Sambil menunggu pesanan, Tabloid Simpang5 mencoba bertanya tentang awal mula bapak yang mengaku bernama Pak Hardi ini berjualan mie kopyok di Semarang. Menurutnya, dia telah berjualan mie kopyok sejak tahun 1960an. Pria yang berasal dari Solo ini juga menuturkan, dia merupakan salah satu generasi awal penjual mie kopyok di Semarang.

“Saya sudah berjualan mie kopyok sejak sebelum geger PKI. Saat itu penjual mie kopyok menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling. Generasi awal penjual mie kopyok sekarang hanya tinggal saya. Pak Dhuwur yang warungnya kini masih ada, juga telah diteruskan oleh generasi selanjutnya,” paparnya.

Penuturan asal asul mie kopyok Semarang dari bapak yang setiap hari berkeliling di sekitar Jalan Sompok dan Jalan Pleburan ini, tidak jauh berbeda dengan yang tertulis di Ensiklopedi Makanan Tradisional (di Pulau Jawa dan Madura) yang diterbitkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2003).

Dalam ensiklopedi tersebut dituliskan, mie kopyok biasa dijual dengan cara berkeliling di daerah-daerah tertentu. Pada tahun 1970-80an ke bawah, para penjual menggunakan pikulan dan berkeliling. Seiring berjalannya waktu pikulan kemudian berubah menjadi gerobak. Pada saat itu, Ensiklopedi tersebut menyatakan bila tidak menemukan satu penjual pun yang menetap.

Keberadaan mie kopyok di Semarang memang tidak sebanyak tahu gimbal yang juga merupakan makanan khas Semarang. Dengan dijadikannya Taman Menteri Supeno atau terkenal dengan sebutan Taman KB sebagai pusat tahu gimbal di Semarang, tahu gimbal sekarang sangat mudah untuk ditemukan, berbeda dengan mie kopyok.

Untuk penjual mie kopyok yang menetap, mie kopyok Pak Dhuwur di Jalan Tanjung menjadi satu-satunya yang dikenal luas masyarakat. Sedang penjual mie kopyok lainnya yang menetap, jika pun ada tidak dikenal secara luas. Tentu akan sangat menggembirakan jika Taman Menteri Supeno tidak hanya menjadi pusat tahu gimbal tapi juga mie kopyok, agar masyarakat mudah untuk menikmati dua menu khas Semarang ini.

Mie kopyok sendiri merupakan menu yang di dalamnya menyajikan campuran mie, irisan lontong dan tahu pong, serta taoge, yang diseduh dengan air panas. Untuk menambah gurih, mie kopyok biasanya ditaburi kerupuk gendar dan bumbu lainnya. Kemudian kaldu bawang putih yang ditempatkan di sebuah botol dikocok dan dituangkan ke dalam menu. Sedangkan nama mie kopyok berasal dari cara memasak mienya. Mie yang masih mentah dimasukkan ke dalam air mendidih dan dikopyok-kopyok, begitu pula dengan taogenya. 

Sumber : tabloidsimpang5.com

Related Posts :

0 Response to "Asal usul mie kopyok semarang"

Posting Komentar